BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ternak perah merupakan ternak yang
menghasilkan susu melebihi kebutuhan konsumsi susu anak-anak sapi. Produksi
susu tersebut dapat dipertahankan sampai waktu tertentu atau selama masa
hidupnya walaupun anak-anaknya sudah disapih atau sudah tidak disusui lagi.
Dengan demikian susu yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Faktor-faktor
yang mempengaruhi produksi susu antara lain kemampuan genetik sapi, struktur
anatomi, struktur fisiologis sapi, makanan dan lingkungan. Kualitas air susu
tergantung dari faktor bangsa, jenis, umur, pakan dan interval laktasi.
Pada dasarnya penilaian ternak dilaksanakan berdasarkan atas
apa yang terlihat dari segi penampilannya saja dan kadang-kadang terdapat
hal-hal yang oleh peternak dianggap sangat penting, akan tetapi ahli genetika
berpendapat bahwa hal tersebut sebenarnya tidak ada pengaruhnya terhadap
potensi perkembangbiakan atau produksi. Oleh karena itu, dalam penentuan
seleksi ternak sebaiknya kedua cara penilaian digunakan. Jadi selalu ternak
ternak tersebut mempunyai kedudukan urut atau rangking tertinggi berdasarkan
nilai rekor performanya, juga baik dalam memenuhi persyaratan secara fisik.
Untuk menilai ternak diantaranya harus
mengenal bagian-bagian dari tubuh sapi serta konformasi tubuh yang ideal.
Ternak yang dinilai harus sehat dan baik sesuai dengan jenis bangsanya,
bagus ukuran tubuhnya, seluruh bagian tubuh harus berpadu dengan rata, harus
feminin dan tidak kasar. Dengan demikian, maka kita dapat menentukan
perbandingan antara kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang akan kita
nilai. Bagian-bagian tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi
yang akan dihasilkannya.
Memilih ternak
berdasarkan visual berarti kita memilih ternak berdasarkan sifat-sifat yang
tampak. Dalam cara ini memilih bibit hampir sama dengan seleksi untuk tujuan
produksi. Seleksi berdasarkan visual ini biasa disebut dengan judging. Judging
pada ternak dalam arti yang luas adalah usaha yang dilakukan untuk menilai
tingkatan ternak yang memiliki karakteristik penting untuk tujuan-tujuan
tertentu. Sedangkan dalam arti sempit adalah referensi untuk pemberian
penghargaan tertentu dalam suatu kontes (santoso, 2004). Kapasitas badan
diperhatikan dalam ukuran perut yang dalam, lebar dan panjang yang ditopang
dengan kuat oleh tulang rusuk yang tangguh dengan lingkar dada yang besar.
Sistem mamae harus besar, melekat dengan mantap sehingga dapat bertahan lama
waktu diperah. Ambingnya besar, lunak dan lentur yang menunjukkan kelenjar susu
yang aktif dan jumlahnya banyak disamping besarnya penampungan susu. Pembuluh
vena darah harus menonjol karena jumlah darah yang dibutuhkan untuk produksi
susu sangat besar (Blakely dan Bade, 1994). Penilaian sapi perah dilakukan
dengan menggunakan kartu penilaian universal yang berisi aspek general
appeareance, dairy character, body capacity dan mammary system dengan total
nilai sebesar 100 (santoso, 2011).
1.2 Tujuan
Penulisan
1. Sebagai
bahan acuan atau pedoman dalam memilih ternak
2. Untuk
mengetahui cara penilaian dan aspek yang dinilai dalam judging ternak
3. Membandingkan
fisik sapi perah bagian luar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Judging maupun seleksi sapi perah
dalam pengamatan berguna untuk menghubungkan antara tipenya sebagai sapi perah
yang baik dengan fungsi produksi susunya. Pemberian deskripsi dalam penampilan
sapi perah yang ideal biasanya menggunakan semacam kartu skor yang disebut The
Dairy Cow Unified Score Card. Kartu skor tersebut dibagi menjadi 4 bagian utama
yaitu: penampilan umum (30 nilai), sifat sapi perah (20 nilai), kapasitas badan
(20 nilai), sistem mammae (30 nilai) (Blakely dan Bade, 1995). Penilaian
(judging) pada ternak sapi perah dilakukan melalui empat tahapan yaitu : 1)
Pandangan samping yaitu untuk menilai keadaan lutut, kekompakan bentuk tubuh,
keadaan pinggul dan kaki. 2) Pandangan belakang untuk menilai kelebaran pantat,
kedalaman otot, kelebaran dan kepenuhan bokong dan keserasian berdiri pada
tumpuan pada kaki-kakinya. 3) Pandangan depan untuk menilai bentuk dan ciri
kepalanya, kebulatan bagian rusuk, kedalaman dada dan keadaan pertulangan serta
keserasian kaki depan. 4) Perabaan. Penilaian ini untuk menentukan tingkat dan
kualitas akhir melalui perabaan yang dirasakan melalui ketitisan, kerapatan dan
kelunakan kulit serta perlemakannya (bagian rusuk, transversus processus pada
tulang belakang, pangkal ekor, bidang bahu (Santosa, 2007).
Sapi perah yang baik perlu memiliki
alat-alat tubuh yang besar termasuk perut guna mencernakan makanan yang banyak
yang diperlukan untuk menghasilkan susu yang banyak (Syarief dan Sumoprastowo,
1990). Penilaian judjing sapi perah ada empat, antara lain General Appearance,
Dairy Character, Body Cappacity, dan Mammary System (Blakely dan Bade, 1998).
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
3.1 Judging Sapi Perah
Judging adalah penilaian maupun seleksi sapi perah
menyangkut pengamatan guna menghubungkan antara tipe sebagai sapi perah yang
baik dengan fungsi produksi susunya (Blakely dan Bade, 1998). Penilaian judging
menggunakan kartu skor yang disebut The Dairy Cow Unified Score Card, dimana
kartu ini dibagi menjadi empat bagian utama, yaitu penampilan umum, sifat
perah, kapasitas badan, dan sistem mamae (Williamson dan Payne,
1993).
Sapi perah yang bentuk luarnya bagus adalah pada bagian tubuh berbentuk
segitiga yang menunjukan memproduksi susu yang tinggi, kepala yang panjang,
sempit dan tak banyak daging, mata yang besar dan bersinar, sedangkan pada
leher panjang, tipis dengan lipatan kulit yang halus dan gelambir kecil
(Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Penampilan umum memberikan gambaran tentang
karakteristik bangsa serta sifat kebetinaan yang dimiliki oleh sapi perah
(Williamson dan Payne, 1993).Klasifikasi penilaian tipe bangsa
yaitu : sangat bagus (85 - 90), agak bagus (80 - 84), bagus (75 - 79),
sedang (65 - 74), buruk (<65), klasifikasi ini dapat bervariasi menurut
bangsa (Blakely dan Bade, 1995). Sapi termasuk kategori exellent dengan
nilai lebih dari 90, good plus dengan nilai 85 – 90, good dengan
nilai 75 – 85 dan poor jika
nilainya dibawah 75 (Bligh dan Johnson, 1973.
Sapi perah yang baik perlu memiliki alat-alat tubuh yang
besar termasuk perut guna mencernakan makanan yang banyak yang diperlukan untuk
menghasilkan susu yang banyak (Syarief dan Sumoprastowo, 1990). Penilaian
judjing sapi perah ada empat, antara lain General Appearance, Dairy Character,
Body Cappacity, dan Mammary System (Blakely dan Bade, 1998).
3.1.1
Penampilan
Umum Sapi Perah (General Appearance)
Merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh
ternak, dengan cara membandingkan
bentuk-bentuk dari suatu bagian, letak
bagian tersebut dibandingakan dengan bentuk yang umum. Penampilan umum ini memberikan gambaran
tentang karakteristik bangsa serta sifat kebetinaannya. Seekor sapi perah betina yang
sedang berproduksi harus memperlihatkan penampilan secara umum yang
serasi / harmonis, diantaranya memiliki simetri, badan dan system mamae yang berimbang, kapasitas
perut yang besar, serta garis atas badan yang
lurus dan panjang sebagai gambaran kemampuan menyusui dalam jangka
panjang serta sebagai gambaran prestasi produksi yang tinggi. Bagian-bagian tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang
produksi yang akan dihasilkannya.
·
Kepala : Kepala harus atraktif dengan
lubang hidung yang besar. Hal ini dapat menggambarkan tentang banyaknya pakan
yang bisa dikonsumsi serta udara yang bisa dihirup melalui nafasnya.
·
Mata harus tajam dan telinga berukuran sedang.
Umumnya kepala harus halus dan lebih menunjukkan karakteristik ternak perah
daripada ternak potong.
·
Bahu (Shoulder) : Bahu harus kuat namun
tidak kasar serta merata dengan tubuh. Sapi dengan bahu yang tidak rata
menandakan kurang kuat dalam menyangga bagian tubuh depan sapi.
·
Punggung : Punggung harus lurus dan
kuat. Punggung yang lemah menandakan lemahnya tubuh secara umum.
·
Bokong / Rump dan pangkal paha (Thurl) :
Bokong dan pangkal paha harus panjang dan kuat untuk menahan tubuh dan ambing.
·
Sapi harus memiliki tulang pinggul (hips) dan
tulang duduk (pin bones) untuk kapasitas yang lebih besar dan kemudahan dalam
beranak.
·
Ekor harus ramping dan pangkal ekor harus berpadu
dengan rapi pada bokong.
·
Kaki Sapi: Kaki harus lurus, kuat, cukup
lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar, serta memiliki sudut yang tepat
untuk melangkah.
·
Pundak (withers): Pundak harus tajam melebihi
bagian atas punggung. Hal ini menandakan tidak adanya lemak dan sering kali
diindikasikan sebagai penghasil susu yang baik. Kulit harus tipis, lepas, dan
lentur.
3.1.2
Kapasitas
Badan (Body Capacity)
mengacu
pada kapasitas yang berhubungan dengan kerangka tubuh. Sapi dengan body
capacity yang bagus memiliki lingkar dada dan lingkar perut yang luas. Saat
menilai ternak ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu panjang badan,
lebar dan dalam dada sapi.
3.1.3
Sifat
Perah (Dairy Character)
Merupakan bentuk badan
sapi perah yang ideal yang menggambarkan
kemampuan produksi susu yang tinggi,
Gambaran tentang sifat perah tersebut diantaranya memiliki badan yang
menyudut (anguler, dengan perdagingan yang tipis). Hal ini memberikan gambaran kemampuan sapi
perah untuk mengubah pakan menjadi susu bukan menjadi lemak. Sapi perah harus memiliki daging yang cukup, tidak terlalu kurus, tetapi juga
tidak terlalu gemuk. Secara singkat sapi
perah memiliki ciri-ciri tubuh sebagai berikut:
a)
Tubuhnya
luas ke belakang seperti baji atau gergaji
b)
Sistem
dan bentuk perambingannya baik dan bentuk puting simetris
c)
Efisiensi
pakan yang dialihkan untuk produksi susu tinggi
d)
Sifatnya
baik dan jinak
3.1.4
Sistem
Mamae
System mamae adalah
system mamae yang besar, melekat dengan mantap sehingga bisa bertahan lama
ketika disusui. Ambingnya besar, lunak dan lentur yang menunjukkan kelenjar
susu aktif dan jumlahnya banyak. Namun sebaiknya tidak mengandung jaringan yang
non produktif yang dapat membatasi ruang
jaringan sekresi susu untuk memproduksi susu. Jaringan tersebut dapat dikenali
dengan melihat perubahan bentuk ambing yang significant setelah pemerahan.
Ambing belakang (rear udder) harus
tinggi dan lebar. Kuartir depan harus
seimbang dengan kuartir belakang. Putting harus seragam ukurannya. Tepat
melekat pada ambing sehingga memudahkan pemerahan.
Ambing harus besar. Ini
menandakan adanya sejumlah jaringan sekresi susu. Namun sebaiknya tidak
mengandung jaringan yang non produktif yang dapat membatasi ruang jaringan
sekresi susu untuk memproduksi susu. Jaringan tersebut dapat dikenali dengan
melihat perubahan bentuk ambing yang significant setelah pemerahan. Ambing
harus baik perlekatannya pada perut untuk mencegah terjadinya luka pada ambing
dan agar mudah beradaptasi dengan penggunaan alat mesin perah modern. Ambing
belakang (rear udder) harus tinggi dan lebar. Kuartir depan harus seimbang
dengan kuartir belakang, panjangnya sedang melekat pada perut. Puting harus
seragam ukurannya. Tepat melekat pada ambing sehingga memudahkan pemerahan
(Masyadi, 2010)
Gambar
1. Sapi perah yang baik
3.2
Syarat-syarat
Bibit Sapi Perah Yang Baik
A. Syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh bibit sapi perah betina dewasa adalah:
·
produksi susu tinggi,
·
umur 3,5-4,5 tahun dan sudah pernah
beranak,
·
berasal dari induk dan pejantan yang
mempunyai eturunan produksi susu tinggi,
·
bentuk tubuhnya seperti baji,
·
matanya bercahaya
·
punggung lurus,
·
bentuk kepala baik, jarak kaki depan
atau kaki belakang cukup lebar serta kaki kuat,
·
ambing cukup besar, pertautan pada tubuh
cukup baik, apabila diraba lunak, kulit halus, vena susu banyak, panjang dan
berkelokkelok, puting susu tidak lebih dari 4, terletak dalam segi empat yang
simetris dan tidak terlalu pendek,
·
tubuh sehat dan bukan sebagai pembawa penyakit
menular, dan (h) tiap tahun beranak.
B. Sementara
calon induk yang baik antara lain:
·
berasal dari induk yang menghasilkan air
susu tinggi,
·
kepala dan leher sedikit panjang, pundak
tajam, badan cukup panjang, punggung dan pinggul rata, dada dalam dan pinggul
lebar,
·
jarak antara kedua kaki belakang dan
kedua kaki depan cukup lebar,
·
pertumbuhan ambing dan puting baik,
·
jumlah
puting tidak lebih dari 4 dan letaknya simetris, serta
·
sehat dan tidak cacat.
C. Pejantan
yang baik harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
· umur
sekitar 4- 5 tahun,
· memiliki
kesuburan tinggi,
· daya
menurunkan sifat produksi yang tinggi kepada anak-anaknya,
· berasal
dari induk dan pejantan yang baik,
· besar
badannya sesuai dengan umur, kuat, dan mempunyai sifat-sifat pejantan yang
baik,
· kepala
lebar, leher besar, pinggang lebar, punggung kuat,
· muka
sedikit panjang, pundak sedikit tajam dan lebar,
· paha
rata dan cukup terpisah,
· dada
lebar dan jarak antara tulang rusuknya cukup lebar,
· badan
panjang, dada dalam, lingkar dada dan lingkar perut besar, serta
· sehat, bebas dari penyakit menular dan tidak
menurunkan cacat pada keturunannya (Anonim, 2010.).
3.3
Body
Condition Score (BCS)
Body
Condition Score (BCS) merupakan suatu teknik penilaian
yang membantu peternak dalam menilai kualitas dan performa ternak sapi perah. Penilaian kondisi tubuh dilakukan dengan cara pengamatan
dan perabaan terhadap deposit lemak pada bagian tubuh ternak, yaitu pada bagian
punggung dan seperempat bagian belakang, seperti pada bagian processus spinosus,
processus spinosus ke processus transversus, processus
transversus, legok lapar, tuber coxae (hooks), antara tuber
coxae dan tuber ischiadicus (pins), antara tuber coxae
kanan dan kiri, dan pangkal ekor ke tuber ischiadicus dengan skor
1-5 (skor 1=sangat kurus, skor 3= sedang, dan skor 5= sangat gemuk) skala 0,25
(EDMONSON et al., 1989).
.
Evaluasi terhadap nilai BCS
dilakukan pada periode fisiologis ternak yaitu :
- saat beranak ( at calving )
- setelah beranak ( post partum )
- saat dikawinkan ( breeding )
- pemeriksaan kebuntingan ( pregnancy diagnosis )
- periode lahir laktasi ( hari ke 250 laktasi )
- saat pengeringan ( at dry off )
Mengevaluasi Induk Sapi Menggunakan BCS
BCS harus digunakan untuk mencapai kondisi tubuh yang
optimal pada saat melahirkan. Hal ini akan memaksimalkan efisiensi reproduksi
dan ekonomi secara keseluruhan pada populasi. Banyak faktor yang berhubungan
dengan kondisi tubuh yang berubah sepanjang tahun. Setelah kelahiran,
persyaratan nutrisi yang tinggi untuk laktasi untuk memelihara atau
meningkatkan kondisi tubuh selama 60 hari pertama periode menyusui hampir
mustahil. Umumnya sapi akan kehilangan satu level selama periode ini. Selain
pemeliharaan dan tuntutan laktasi, sapi harus mempersiapkan diri untuk
perkawinan selanjutnya. Sapi dewasa berbagai macam breed harus di BCS 5 atau
lebih besar pada kelahiran untuk mencapai fungsi reproduksi yang memadai dengan
musim kawin berikutnya. BCS di bawah 5 pada sapi dewasa mempengaruhi fungsional
reproduksi dan massa estrus pertama
Cara mengukur
dan menilai BCS pada ternak sapi.
Sistem penilaian yang umum telah
dikembangkan untuk memperkirakan rata-rata kondisi tubuh sapi dalam populasi.
Sistem penilaian ini menyediakan skor relatif berdasarkan evaluasi timbunan
lemak dalam hubungannya dengan fitur kerangka. Kondisi tubuh untuk sistem
penilaian yang paling banyak digunakan untuk sapi memberikan skor dari 1 (kurus
dan hampir tidak ada lemak) sampai 9 (berlebihan lemak). Penilaian 1-3 adalah
kurus, nomor 4 tergolong perbatasan, 5-6
yaitu optimal, sedangkan 7-9 adalah gemuk.
1.
Kurus parah; kelaparan dan lemah,
tidak ada lemak terdeteksi di punggung, pinggul atau tulang rusuk; tailhead dan
individual tulang rusuk terlihat mencolok; semua struktur rangka terlihat tajam
dan biasanya ternak terserang penyakit. Dalam sistem produksi normal ternak di
BCS ini jarang terjadi.
2.
Kurus; mirip dengan BCS 1, tapi
tidak lemah; jaringan otot sedikit terlihat; tailhead dan iga kurang menonjol.
3.
Sangat kurus; tidak ada lemak diatas
tulang rusuk atau di punggung; tulang punggung mudah terlihat, sedikit
peningkatan dalam otot lebih dari BCS.
4.
Perbatasan; rusuk individu terlihat
kurang tertutup lemak secara keseluruhan; otot meningkat melalui bahu dan kaki
belakangnya, pinggul dan tulang punggung terlihat sedikit membulat dibandingkan
penampilan tajam BCS 3.
5.
Sedang; lemak yang menutupi tulang
rusuk meningkat, tulang rusuk umumnya hanya dibedakan 12 dan 13 secara
individual, tailhead penuh tapi tidak bulat.
6.
Baik; tulang rusuk belakang dan
tailhead terlihat agak bulat dan ketika diraba sedikit penumpukan lemak pada
punggung.
7.
Gemuk; munculnya daging dan lemak
dan ke belakang tailhead, dan punggung; tulang rusuk tidak terlihat; daerah
vulva dan rektum eksternal mengandung timbunan lemak sedang; pada ambing
sedikit berlemak.
8.
Sangat gemuk; kuadrat penampilan
karena kelebihan lemak di punggung, tailhead, dan bagian belakangnya;
penumpukan lemak ekstrim di punggung dan seluruh tulang rusuk; lemak yang
berlebihan di sekitar vulva dan rektum; mobilitas dalam ambing mungkin mulai
dibatasi.
9.
Obesitas; mirip dengan BCS 8, tetapi
untuk tingkat yang lebih besar mayoritas
lemak disimpan pada
ambing yang terbatas efektifitas
laktasi.
Dalam sistem produksi normal ternak di BCS ini jarang
terjadi.
Berikut
adalah contoh dari aspek penilaian BCS:
|
I.
|
KEADAAN UMUM
|
|||
|
Ciri-ciri Umum
|
:
|
|||
|
Sifat Kebetinaan
|
: Feminim dan Jinak
|
|||
|
Keharmonisan
|
: Kombinasi dari seluruh bagian tubuh serasi
|
|||
|
Sifat Karakteristik BS
|
:
|
|||
|
Warna putih belang hitam/hitam belang
putih
|
||||
|
Ekor harus putih (tidak boleh hitam)
|
||||
|
Di bawah lutut dan siku tidak boleh
hitam
|
||||
|
Badan besar dan kemampuan makan
banyak
|
||||
|
Kepala
|
:
|
|||
|
- Panjang-sempit-lurus
|
||||
|
- Tanduk mengarah ke depan & belok ke
dalam
|
||||
|
- Moncong lebar & luas
|
||||
|
- Mata lebar & cerah-menonjol;
jarak keduanya lebar
|
||||
|
- Dahi agak lebar
|
||||
|
- Batang hidung lurus
|
||||
|
- Ukuran telinga sedang & terangkat
tajam
|
||||
|
- Rambut panjang pada puncak kepala
tidak baik
|
||||
|
Bahu
|
: Rata dan merapat dengan tubuh
|
|||
|
Punggung
|
:
|
|||
|
- Lurus (dari gumba à pangkal
ekor)
|
||||
|
- Tulang punggung nampak jelas, lurus
& kuat
|
||||
|
- Pinggang luas dan lebar
|
||||
|
Kemudi (Pinggul)
|
: Panjang, lebar & luas/rata & tinggi
|
|||
|
Pangkal ekor
|
: Membentuk garis lurus dengan garis punggung &
tidak keras |
|||
|
Ekor
|
: Ramping dan Langsing
|
|||
|
Kaki depan
|
: Ukurannya sedang, lurus/tegak; jarak keduanya
lebar |
|||
|
Kaki belakang
|
: Hampir tegak lurus dengan siku ke bawah berupa
garis lurus jika dilihat dari belakang |
|||
|
Tracak
|
: Rata, halus & rapi
|
|||
|
II.
|
SIFAT PERAHAN
|
: Agak kurus, cerah & langsing
|
|
Bentuk
|
: Segi tiga baji/sperti gergaji
|
|
|
: Halus
|
||
|
Leher
|
: Panjang, licin, terpaut halus dengan bahu &
dada
bagian depan (Brisket); Terdapat lipatan kulit pada pankal leher & dada bagian depan |
|
|
Gumba / Pundak
|
: Agak tajam & tipis/menonjol
|
|
|
Tulang Rusuk
|
: Lebar, pipih & panjang; jarak agak lebar ± 3 jari
|
|
|
Flank
|
: Dalam & halus
|
|
|
Paha
|
: Rata sampai berliku/rata dilihat dari belakang;
Dari belakang tampak melebar (Untuk ruang ambing) |
|
|
Lipat paha
|
: Nampak jelas
|
|
|
Kulit & Rambut
|
:
|
|
|
- Kulit : Lentur, longgar dengan bagian
dalamnya & mudah dilipat
|
||
|
- Rambut : Halus & mengkilap
|
||
|
III.
|
KAPASITAS TUBUH
|
|
|
Lingkar perut
|
: Dalam dan besar kearah belakang
|
|
|
Lingkar dada
|
: Luas dan dalam; Jarak kedua pangkal kaki depan
(dasar dada) cukup lebar
Lingkar dada
menunjukkan Konstitusi & Vigor
|
|
|
Size (besar)
|
: PENTING!! Bila karakteristik sama
Sapi yang besar à Lebih baik
|
|
|
IV.
|
SISTIM AMBING
|
|
|
a) Ambing Keseluruhan :
|
||
|
Pertautan
|
: Baik dan kuat di bawah perut, -diantaranya ke2
kaki belakang, -mulai sedikit dibawah vulva (alat kelamin dibagian belakang & kedepan menjulur samapi kebawah perut) |
|
|
Ukuran
|
: Bagian depan & belakang ambing hampir sama
besarnya dengan batas-batas yang hamper tidak kentara diantara ke4 kwartir à jika dilihat dari samping; simetris, panjangnya sedang, lebar & dalam |
|
|
b) Ambing Depan
|
: Panjangnya sedang; pertautannya baik; lebarnya
kompak dari depan ke belakang |
|
|
c) Ambing
belakang
|
: Tinggi, Lebar, Ramping, agak bulat; Lebarnya
kompak dari atas ke bawah; pertautannya kuat |
|
|
d) Putting
|
:
|
|
|
- Terdapat 4 buah (4 bagian kwartir)
|
||
|
- ke 4 putting ukurannya sama
(simetris) & cukup besarnya
|
||
|
- Panjang & diameternya sedang
|
||
|
- Bentuk silindris
|
||
|
- Posisinya tegak lurus vertical) &
tampak baik (simetris) dari depan hingga belakang
|
||
|
e) Vena Susu
|
: Jelas, basar, panjang, bekelok-kelok (berliku-liku)
& bercabang |
|
Gambar
2. Penilaian bcs sapi perah dari belakang
Gambar
3. Sapi perah dengan Bcs buruk Gamar
4. Sapi Bcs baik
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
Judging
adalah penilaian maupun seleksi sapi perah menyangkut pengamatan
guna menghubungkan antara tipe sebagai sapi perah yang baik dengan fungsi
produksi susunya.
2.
Dalam judging aspek yang dinilai adalah penampilan
umum, sifat perah, kapasitas badan, dan sistem mamae
3.
Sapi perah yang baik mempunyai bentuk
badan yang tidak gemuk dan tidak terlalu kurus
4.2 Saran
1. Judging harus dilakukan oleh orang
yang ahli dalam bidangnya
2. Didalam penilaian body condition score hal yang utama yang
perlu diperhatikan adalah keadaan sapi karena sapi yang stress akan
mempengaruhi hasil penilaian
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar