Jumat, 06 Februari 2015

BAGIAN – BAGIAN TUBUH EKSTERIOR SAPI PERAH

BAGIAN – BAGIAN TUBUH EKSTERIOR  SAPI  PERAH
1)     Bagian – Bagian Tubuh  Sapi Perah
Keberhasilan kegiatan usaha sapi perah salah satunya ditentukan oleh faktor bibit. Bibit yang baik selain dapat dipilih berdasarkan silsilahnya juga dapat dipilih berdasarkan bentuk eksteriornya. Oleh sebab itu, untuk dapat  menilai bagian-bagian dan bentuk eksteriornya  harus memiliki pengetahuan dan mengenal  nama bagian-bagian tubuh sapi tersebut dengan baik.  Berikut ini disajikan nama bagian –bagian tubuh eksterior sapi perah dan lokasinya:
Gambar 1.
Bagian-bagian tubuh eksterior sapi perah
Keterangan:
1.             
hoof / kuku
21.          
poll / pangkal tanduk
2.             
pastern / tumit
22.          
forehead / dahi
3.             
dewclaw /
23.          
bridge of nose / jembatan hidung
4.             
switch / bulu ekor
24.          
muzzle / moncong / brangus
5.             
hock /
25.          
jaw / rahang
6.             
ambing depan/rear udder
26.          
throat / kerongkongan/ tenggorokan
7.             
flank / panggul
27.          
point of shoulder /
8.             
thigh / paha belakang
28.          
dewlap /
9.             
tail / ekor
29.          
point of elbow /
10.          
pin bone / ulang kemudi
30.          
brisket /
11.          
tail head / pangkal ekor
31.          
chest floor / alas dada
12.          
thurl /
32.          
knee / lutut
13.          
hip / pinggul
33.          
milk well /
14.          
barrel /
34.          
milk vein / vena ambing
15.          
ribs / rusuk
35.          
fore udder / ambing bagian depan
16.          
crops /
36.          
teats / puting susu
17.          
withers /
37.          
rump / pantat
18.          
heart girth /   
38.          
loin / pinggang
19.          
neck / leher
39.          
chine / tulang belakang
20.          
horn / tanduk
40.          

Selain mengenal nama bagian-bagian tubuh sapi perah dan lokasinya, diperlukan juga ukuran-ukuran beberapa bagian tubuh. Ukuran-ukuran  bagian tubuh tersebut diperlukan dalam rangka melakukan Judging (penilaian). Untuk memperoleh hasil ukuran yang tepat perlu persiapan alat ukur (seperti tongkat ukur, pita ukur dan jangka caliper) dan melakukan pengukuran secara tepat. Berikut adalah contoh ukuran-ukuran  tubuh sapi yang biasa digunakan untuk melakukan judging (penilaian):
a)     Tinggi kemudi. Diukur dari bagian tertinggi kemudi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
b)     Tinggi punggung. Diukur dari bagian punggung tertinggi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
c)     Tinggi pundak. Jarak titik pundak sampai ke tanah.
d)     Lebar dada. Jarak antara sendi bahu kiri dan kanan caranya dengan menarik garis  horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri dan kanan atau antara rusuk kiri dan rusuk kanan yang diukur dibelakang tulang belikat
e)     Panjang badan ternak. Jarak antara muka pangkal paha (bahu) sampai tulang tepis (tulang duduk)
f)      Dalam dada. Jarak antara tulang tertinggi pundak dan tulang dada diukur dibelakang siku
g)     Lingkar dada. Diukur dengan pita ukur persis dibelakang siku
h)     Panjang kepala. Jarak dari puncak kepala sampai ke daging gigi seri
i)       Lebar dahi atas. Jarak antara pangkal tanduk atas
j)       Lebar  dahi dalam. Jarak antara kedua lingkungan tulang mata
2)     Kulit
Kulit (Integumentum Communae) menutupi seluruh permukaan tubuh, terdiri atas dua lapisan utama, yaitu lapisan epitel sebelah luar (epidermis) dan di bawahnya berupa lapisan jaringan ikat yaitu dermis (korium). Di bawah kulit terdapat jaringan, disebut  hipodermis (jaringan sub cutis) yang terdiri atas jaringan ikat longgar menghubungkan dermis dengan jaringan dibawahnya.
Gambar 2.
Penampang Kulit

Epidermis tersusun atas lapisan tanduk (stratum corneum), lapisan bening (stratum lucidum), lapisan granule (stratum granulosum)  dan lapisan germinatif (stratum germinativum). Stratum germinativum, terdiri dari stratum Malpighi, stratum spinosum (pricle cell layer) dan lapisan sel dasar (stratum basale).
Permukaan epidermis selalu dilapisi keratin yang merupakan hasil proses keratinasi atau kornifikasi. Keratinasi adalah proses pengubahan protein protoplasma, keratinosit  menjadi serabut-serabut serta meleburnya inti sel. Keratin juga terdapat pada rambut dan kuku atau teracak. Keratin berfungsi sebagai pelindung epidermis.
Dermis tersusun dari jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah. Pada dermis terdapat kelenjar minyak (glandula sebacea) dan kelenjar keringat (glandula sudorifera), pangkal rambut dan otot polos penggerak rambut (musculus arrector pili). Lapisan – lapisan yang menyusun dermis terdiri dari lapisan berbentuk puting (stratus papilaris), dan lapisan jaringan ikat kolagen (stratus reticularis). Pembuluh darah dan syaraf terdapat pada stratus papilaris, sedangkan kelenjar keringat berpangkal pada stratus reticularis dan kadang kadang jauh ke dalam sampai pada jaringan sub cutis.
Kelenjar keringat bersifat sebagai kelenjar apokrin dan kelenjar ekrin (merokrin). Kelenjar apokrin berbentuk besar dan kurang berkelok-kelok serta saluran kelenjarnya bermuara pada folikel rambut, sedangkan kelenjar ekrin berbentuk sebagai kelenjar yang kecil, memiliki banyak kelokan dan muaranya langsung terdapat pada permukaan kulit.
Kelenjar lemak berperan menjaga kelembutan kulit, melapisi kulit dengan minyak serta menyebabkan rambut yang sedang tumbuh Nampak mengkilat.
Kulit memiliki beberapa fungsi baik fungsi utama maupun fungsi tambahan. Fungsi kulit diantaranya:
a)     Sebagai fungsi utama,  kulit  berperan sebagai pelindung tubuh dan alat-alatnya dari pengaruh luar dan sekitarnya yang merugikan, misalnya panas, dingin, kuman, racun sinar matahari, sinar ultraviolet, dan sebagainya.
b)     Membantu pengaturan atau penjagaansuhu tubuh dengan cara pengaturan pengeluaran cairan tubuh melalui kelenjar keingat. Pada waktu kedinginan pengeluaran cairan dikurangi dengan jalan mengecilkan lumen kelenjar keringat, yang dilakukan dengan cara mengkerutnya / berkontraksinnya musculus arector pili.
c)     Berlangsungnya sintesa vitamin dari ergosterol  dengan bantuan sinar ultraviolet.
d)     Pada kulit terdapat akhiran syaraf sensoris yang dapat menangkap  dan meneruskan rangsangan dari luar tubuh ke pusat susunan syaraf.
e)     Adanya kelenjar lemak dan kelenjar keringat  dapat membantu keseimbangan proses sekretorik dan ekskretorik dari berbagai unsure di dalam tubuh.
f)      Dalam derajat tertentu kulit mampu menolak infeksi oleh mikroorganisme secara imunogenik (innate imunity).
g)     Kulit merupakan tempat penyimpanan energy, dengan adanya bantalan lemak di bawah kulit. Selain energi, lemak juga merupakan tempat penimbunan vitamin-vitamin yang terlarut di dalamnya.
Kulit dilengkapi rambut yang dapat mencegah kehilangan panas yang berlebihan serta melindungi tubuh dari sengatan sinar matahari dan sinar ultraviolet. Pada pangkal rambut di daerah tertentu juga terdapat akhiran syaraf, hingga rambut di atasnya dapat digunakan untuk mengenal benda atau keadaan di sekitar tubuh. Rambut juga berfungsi sebagai pelindung tubuh dari agen noksius yang bersifat traumatic.
Pada kulit juga terdapat pigmen. Adanya pigmen di dalam kulit dan rambut memungkinkan jaringan-jaringan tubuh tersebut terlindungi dari kerusakan secara langsung oleh sinar matahari atau ultraviolet. Pigmen melanin dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat  di antara sel-sel stratum basalis. Selain itu melanin juga ditemukan di dalam matrik rambut.
3)     Tanduk
Tanduk sapi terbentuk pada bagian yang disebut dengan prosesus tanduk, suatu inti bertulang yang terletak pada tulang frontal pada tulang kepala. Korium tanduk secara sempurna membungkus inti tanduk dan berbaur dengan periosteum. Korium pada dasar tanduk cukup tebal dan pada posisi itu bergabung dengan kulit serta mempunyai banyak papilla yang panjang. Papila itu menjadi pendek dan lebih jarang ke arah apeks tanduk, dan beberapa lamina kedapatan paralel ke sumbu panjang dari tanduk.
Tanduk terutama terdiri dari tubul tanduk yang terentang dari dasar tanduk menuju ke apeks tanduk, dengan hanya beberapa lamina di dalam tanduk itu, yaitu berkaitan dengan lamina korium. Suatu bagian  tanduk yang mengandung lemak disebut epikaras menutupi permukaan tanduk pada dasar dan terentang pada jarak yang bervariasi ke apeks tanduk. Epikaras menyerupai periopel dari teracak.
Variasi musiman dalam tingkat gizi dari ternak Nampak pula dalam bentuk bervariasinya pertumbuhan tanduk, yang menghasilkan suatu seri cincin pada tanduk yang sering dikenal dengan nama  lingkaran tanduk. Umur ternak dapat diperkirakan dengan menghitung berapa jumlah cincin tanduk (lingkaran tanduk).
Dehorning (pembuangan tanduk, dapat dilakukan dengan cara menghancurkan korium, ketika baru ada tonjolan kecil, baik melalui pembedahan maupun penghancuran dengan menggunakan besi pijar atau bahan-bahan yang bersifat kaustik. Ketika tanduk mulai tumbuh keseluruhan korium harus dihilangkan bersama tanduk tersebut agar dehorning berhasil dengan sempurna.
4)     Ambing
Ambing (udder), merupakan istilah lain dari kelenjar susu atau kelenjar mamae. Kelenjar mamae terletak di bawah kulit, merupakan modifikasi kelenjar sudoriferosa (kelenjar keringat). Ambing merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau rambut, kecuali pada puting susu tidak ditumbuhi rambut Pada ternak sapi perah atau ternak ruminansia pada umumnya terletak disebelah selangkangan, daerah inguinal. Kelenjar tersebut berkembang disepanjang apa yang disebut garis susu, yaitu berupa garis pada masing-masing sisi dinding abdominal yang paralel dengan garis tengah.
Setiap bagian dilihat dari jaringan kelenjarnya merupakan suatu kesatuan yang terpisah. Setengah bagian kanan dan setengah bagian kiri, dipisahkan oleh suatu sulcus yang berjalan longitudinal yang disebut sulcus intermamaria. Masing-masing terdiri satu kuarter (seperempat bagian) cranial ambing (depan) dan satu kuarter caudal ambing (belakang) dan masing-masing bagian tersebut lebih kurang merupakan kesatuan sendiri-sendiri.
Puting susu sapi biasanya ada empat buah, tapi kadang-kadang ada juga terdapat lebih dari empat puting susu, kejadian ini disebut supernumeraryteats. Puting susu ekstra ini biasanya terletak disebelah belakang. Sebaiknya  puting yang berlebih itu dihilangkan sebelum pedet mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.
Berat ambing tergantung umur, masa laktasi, banyaknya air susu didalam ambing dan faktor genetis. Ambing kosong pada sapi yang sedang laktasi mempunyai berat 6,5 – 75,3 kg dengan berat rata-rata 22,7 kg. Kapasitas rata-rata 30 kg pada tekanan sedikit kurang dari 5 kg .
Berat dan kapasitas ambing mencapai puncaknya pada waktu sapi berumur 6 tahun. Kenaikan kemampuan menampung cairan berbeda pada tiap periode laktasi, namun yang tertinggi terdapat pada periode laktasi pertama dan kedua. Pada bagian luar ambing terdapat jaringan ikat ligamentum suspensorium lateralis yang bersifat fibrous dan kurang elastis. Kulit luar lebih bersifat sebagai pelindung dari pada sebagai penyangga ambing.

b.     MENILAI SAPI PERAH
Menilai sapi perah dilakukan dengan tujuan untuk memilih bibit yang ideal. Cara yang umum dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan pada  kondisi dan postur tubuh sapi.  Pengamatan yang dilakukan ini perlu landasi pengetahuan, ketrampilan,  dan rasa percaya diri pada saat melakukan pemilihan. Dengan demikian kita dapat melakukan penilaian dengan akurat dan dapat menentukan perbandingan antara kondisi sapi yang ideal dengan kondisi sapi yang kita nilai. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat menentukan atau meramalkan prestasi produksi susu dan lemak susu, sekaligus untuk menilai tingkat kemurnian bangsa sapi dan merupakan alat bantu pelaksanaan program seleksi dalam rangka perbaikan mutu genetik. Penilaian yang dimaksud  meliputi beberapa aspek:
1)     Penampilan  Umum Sapi Perah (General Appearance)
Merupakan imbangan dari bagian-bagian tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian, letak bagian tersebut dibandingakan dengan bentuk yang umum. Penampilan umum ini memberikan gambaran tentang karakteristik bangsa  serta sifat kebetinaannya. Seekor sapi perah betina yang sedang berproduksi harus memperlihatkan  penampilan secara umum yang serasi / harmonis, diantaranya memiliki simetri, badan dan sistem mamae yang berimbang, kapasitas perut yang besar, serta garis atas badan yang lurus dan panjang sebagai gambaran kemampuan menyusui dalam jangka panjang serta  sebagai gambaran prestasi produksi yang tinggi.  Bagian-bagian tubuh sapi yang mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi  yang akan dihasilkannya. Kondisi bagian-bagian tubuh tersebut diantaranya:
a)     Kepala, Umumnya kepala harus halus dan lebih menunjukkan karakteristik ternak perah daripada ternak potong Kepala harus atraktif dengan lubang hidung yang besar. Hal ini dapat menggambarkan tentang banyaknya pakan yang bisa dikonsumsi serta udara yang bisa dihirup melalui nafasnya. Mata harus tajam dan  tajam, telinga berukuran sedang serta memperlihatkan sifat kebetinaan
b)     Bahu (shoulder): Bahu harus kuat namun tidak kasar serta merata dengan tubuh. Sapi dengan bahu yang tidak rata menandakan kurang kuat dalam menyangga bagian tubuh depan sapi.
c)     Pundak (withers): Pundak harus tajam melebihi bagian atas punggung. Hal ini menandakan tidak adanya lemak dan sering kali diindikasikan sebagai penghasil susu yang baik. Kulit harus tipis, lepas, dan lentur.
d)     Punggung:  Punggung harus lurus dan kuat. Punggung yang lemah menandakan lemahnya tubuh secara umum.
e)     Bokong /  Rump dan pangkal paha (Thurl) : Bokong dan pangkal paha harus panjang dan kuat untuk menahan tubuh dan ambing. Sapi harus memiliki tulang pinggul (hips) dan tulang duduk (pin bones) untuk kapasitas yang lebih besar dan kemudahan dalam beranak. Ekor harus ramping dan pangkal ekor harus berpadu dengan rapi pada bokong.
f)      Kakii: Kaki harus lurus, kuat, cukup lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar, serta memiliki sudut yang tepat untuk melangkah.

Gambar 3.
Bentuk Ideal Sapi Perah Secara Umum



2)      Sifat Perah (Dairy Character)
Merupakan bentuk badan sapi perah yang ideal yang menggambarkan kemampuan produksi susu yang tinggi, Gambaran tentang sifat perah tersebut diantaranya  memiliki badan yang menyudut (anguler, dengan perdagingan yang tipis. Hal ini memberikan gambaran kemampuan sapi perah untuk mengubah pakan menjadi susu bukan menjadi lemak.  Sapi perah harus memiliki daging yang cukup, tidak terlalu kurus, tetapi juga tidak terlalu gemuk. Secara singkat sapi perah memiliki ciri-ciri tubuh sebagai berikut:
a)     Tubuhnya luas ke belakang seperti baji atau gergaji
b)     Sistem dan bentuk perambingannya baik dan bentuk puting simetris
c)     Efisiensi pakan yang dialihkan untuk produksi susu tinggi
d)     Sifatnya baik dan jinak
3)      Kapasitas Badan (Body Capacity)
Kapasitas badan ini diantaranya berkaitan dengan  ukuran perut yang dalam, lebar dan panjang yang ditopang dengan kuat oleh tulang rusuk yang tangguh dengan lingkar dada yang besar. Kapasitas badan memberikan gambaran  tentang kemampuannya untuk menampung pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi susu. Kapasitas badan memberikan gambaran tentang kemampuan produksi susu yang tinggi. Mengacu pada kapasitas yang berhubungan dengan kerangka tubuh. Sapi dengan body capacity yang bagus memiliki lingkar dada dan lingkar perut yang luas.  Saat menilai ternak ada tiga dimensi yang perlu diperhatikan, yaitu panjang badan, lebar dada dan dalam  dada.
4)     Sistem Mamae
Yang dimaksud sistem mamae adalah sistem mamae yang besar, melekat dengan mantap sehingga bisa bertahan lama ketika disusui. Ambingnya besar, lunak dan lentur yang menunjukkan kelenjar susu aktif dan  jumlahnya banyak. Namun sebaiknya tidak mengandung jaringan yang non produktif yang dapat membatasi ruang jaringan sekresi susu untuk memproduksi susu. Jaringan tersebut dapat dikenali dengan melihat perubahan bentuk ambing yang significant setelah pemerahan.
Ambing belakang (rear udder) harus tinggi dan lebar. Kuartir depan harus seimbang dengan kuartir belakang. Puting harus seragam ukurannya. Tepat melekat pada ambing sehingga memudahkan pemerahan.



1 komentar: