BAGIAN – BAGIAN TUBUH EKSTERIOR SAPI
PERAH
1)
Bagian – Bagian Tubuh Sapi Perah
Keberhasilan
kegiatan usaha sapi perah salah satunya ditentukan oleh faktor bibit. Bibit
yang baik selain dapat dipilih berdasarkan silsilahnya juga dapat dipilih
berdasarkan bentuk eksteriornya. Oleh sebab itu, untuk dapat menilai bagian-bagian dan bentuk
eksteriornya harus memiliki pengetahuan
dan mengenal nama bagian-bagian tubuh sapi tersebut dengan baik. Berikut ini disajikan nama bagian –bagian
tubuh eksterior sapi perah dan lokasinya:

|
Gambar 1.
|
Bagian-bagian
tubuh eksterior sapi perah
|
Keterangan:
|
1.
|
hoof / kuku
|
21.
|
poll / pangkal tanduk
|
|
2.
|
pastern / tumit
|
22.
|
forehead / dahi
|
|
3.
|
dewclaw /
|
23.
|
bridge of nose / jembatan hidung
|
|
4.
|
switch / bulu ekor
|
24.
|
muzzle / moncong / brangus
|
|
5.
|
hock /
|
25.
|
jaw / rahang
|
|
6.
|
ambing depan/rear udder
|
26.
|
throat / kerongkongan/ tenggorokan
|
|
7.
|
flank / panggul
|
27.
|
point of shoulder /
|
|
8.
|
thigh / paha belakang
|
28.
|
dewlap /
|
|
9.
|
tail / ekor
|
29.
|
point of elbow /
|
|
10.
|
pin bone / ulang kemudi
|
30.
|
brisket /
|
|
11.
|
tail head / pangkal ekor
|
31.
|
chest floor / alas dada
|
|
12.
|
thurl /
|
32.
|
knee / lutut
|
|
13.
|
hip / pinggul
|
33.
|
milk well /
|
|
14.
|
barrel /
|
34.
|
milk vein / vena ambing
|
|
15.
|
ribs / rusuk
|
35.
|
fore udder / ambing bagian depan
|
|
16.
|
crops /
|
36.
|
teats / puting susu
|
|
17.
|
withers /
|
37.
|
rump / pantat
|
|
18.
|
heart girth /
|
38.
|
loin / pinggang
|
|
19.
|
neck / leher
|
39.
|
chine / tulang belakang
|
|
20.
|
horn / tanduk
|
40.
|
|
Selain mengenal nama bagian-bagian
tubuh sapi perah dan lokasinya, diperlukan juga ukuran-ukuran beberapa bagian
tubuh. Ukuran-ukuran bagian tubuh
tersebut diperlukan dalam rangka melakukan Judging (penilaian). Untuk
memperoleh hasil ukuran yang tepat perlu persiapan alat ukur (seperti tongkat
ukur, pita ukur dan jangka caliper) dan melakukan pengukuran secara tepat.
Berikut adalah contoh ukuran-ukuran
tubuh sapi yang biasa digunakan untuk melakukan judging (penilaian):
a)
Tinggi kemudi. Diukur
dari bagian tertinggi kemudi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
b)
Tinggi punggung. Diukur
dari bagian punggung tertinggi ke tanah mengikuti garis tegak lurus
c)
Tinggi pundak. Jarak
titik pundak sampai ke tanah.
d) Lebar
dada. Jarak antara sendi bahu kiri dan kanan caranya dengan menarik garis horizontal antara tepi luar sendi bahu kiri
dan kanan atau antara rusuk kiri dan rusuk kanan yang diukur dibelakang tulang
belikat
e) Panjang
badan ternak. Jarak antara muka pangkal paha (bahu) sampai tulang tepis (tulang duduk)
f) Dalam
dada. Jarak antara tulang tertinggi pundak dan tulang dada diukur dibelakang
siku
g) Lingkar dada. Diukur dengan pita ukur persis dibelakang siku
h) Panjang kepala. Jarak dari puncak kepala sampai ke daging gigi
seri
i) Lebar dahi atas. Jarak antara pangkal tanduk atas
j) Lebar dahi dalam. Jarak antara kedua lingkungan
tulang mata
2)
Kulit
Kulit
(Integumentum Communae) menutupi seluruh permukaan tubuh, terdiri atas dua
lapisan utama, yaitu lapisan epitel sebelah luar (epidermis) dan di bawahnya
berupa lapisan jaringan ikat yaitu dermis (korium). Di bawah kulit terdapat
jaringan, disebut hipodermis (jaringan
sub cutis) yang terdiri atas jaringan ikat longgar menghubungkan dermis dengan
jaringan dibawahnya.

|
Gambar 2.
|
Penampang
Kulit
|
Epidermis
tersusun atas lapisan tanduk (stratum corneum), lapisan bening (stratum
lucidum), lapisan granule (stratum granulosum)
dan lapisan germinatif (stratum germinativum). Stratum germinativum,
terdiri dari stratum Malpighi, stratum spinosum (pricle cell layer) dan lapisan
sel dasar (stratum basale).
Permukaan
epidermis selalu dilapisi keratin yang merupakan hasil proses keratinasi atau
kornifikasi. Keratinasi adalah proses pengubahan protein protoplasma,
keratinosit menjadi
serabut-serabut serta meleburnya inti sel. Keratin juga terdapat pada rambut
dan kuku atau teracak. Keratin berfungsi sebagai pelindung epidermis.
Dermis
tersusun dari jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah. Pada dermis terdapat
kelenjar minyak (glandula sebacea)
dan kelenjar keringat (glandula sudorifera), pangkal rambut dan otot polos
penggerak rambut (musculus arrector pili).
Lapisan – lapisan yang menyusun dermis terdiri dari lapisan berbentuk puting (stratus papilaris), dan lapisan jaringan
ikat kolagen (stratus reticularis).
Pembuluh darah dan syaraf terdapat pada stratus papilaris, sedangkan kelenjar
keringat berpangkal pada stratus reticularis dan kadang kadang jauh ke dalam
sampai pada jaringan sub cutis.
Kelenjar
keringat bersifat sebagai kelenjar apokrin
dan kelenjar ekrin (merokrin).
Kelenjar apokrin berbentuk besar dan kurang berkelok-kelok serta saluran
kelenjarnya bermuara pada folikel rambut, sedangkan kelenjar ekrin berbentuk
sebagai kelenjar yang kecil, memiliki banyak kelokan dan muaranya langsung
terdapat pada permukaan kulit.
Kelenjar lemak
berperan menjaga kelembutan kulit, melapisi kulit dengan minyak serta
menyebabkan rambut yang sedang tumbuh Nampak mengkilat.
Kulit memiliki
beberapa fungsi baik fungsi utama maupun fungsi tambahan. Fungsi kulit
diantaranya:
a)
Sebagai fungsi utama,
kulit berperan sebagai pelindung
tubuh dan alat-alatnya dari pengaruh luar dan sekitarnya yang merugikan,
misalnya panas, dingin, kuman, racun sinar matahari, sinar ultraviolet, dan
sebagainya.
b)
Membantu pengaturan atau penjagaansuhu tubuh dengan
cara pengaturan pengeluaran cairan tubuh melalui kelenjar keingat. Pada waktu
kedinginan pengeluaran cairan dikurangi dengan jalan mengecilkan lumen kelenjar
keringat, yang dilakukan dengan cara mengkerutnya / berkontraksinnya musculus
arector pili.
c)
Berlangsungnya sintesa vitamin dari ergosterol dengan bantuan sinar ultraviolet.
d)
Pada
kulit terdapat akhiran syaraf sensoris yang dapat menangkap dan meneruskan rangsangan dari luar tubuh ke
pusat susunan syaraf.
e)
Adanya
kelenjar lemak dan kelenjar keringat
dapat membantu keseimbangan proses sekretorik dan ekskretorik dari
berbagai unsure di dalam tubuh.
f)
Dalam
derajat tertentu kulit mampu menolak infeksi oleh mikroorganisme secara
imunogenik (innate imunity).
g)
Kulit
merupakan tempat penyimpanan energy, dengan adanya bantalan lemak di bawah
kulit. Selain energi, lemak juga merupakan tempat penimbunan vitamin-vitamin
yang terlarut di dalamnya.
Kulit dilengkapi rambut yang dapat
mencegah kehilangan panas yang berlebihan serta melindungi tubuh dari sengatan
sinar matahari dan sinar ultraviolet. Pada pangkal rambut di daerah tertentu
juga terdapat akhiran syaraf, hingga rambut di atasnya dapat digunakan untuk
mengenal benda atau keadaan di sekitar tubuh. Rambut juga berfungsi sebagai
pelindung tubuh dari agen noksius yang bersifat traumatic.
Pada kulit juga terdapat pigmen.
Adanya pigmen di dalam kulit dan rambut memungkinkan jaringan-jaringan tubuh
tersebut terlindungi dari kerusakan secara langsung oleh sinar matahari atau
ultraviolet. Pigmen melanin dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel stratum basalis. Selain itu melanin juga
ditemukan di dalam matrik rambut.
3) Tanduk
Tanduk
sapi terbentuk pada bagian yang disebut dengan prosesus tanduk, suatu
inti bertulang yang terletak pada tulang frontal pada tulang kepala. Korium
tanduk secara sempurna membungkus inti tanduk dan berbaur dengan periosteum.
Korium pada dasar tanduk cukup tebal dan pada posisi itu bergabung dengan kulit
serta mempunyai banyak papilla yang panjang. Papila itu menjadi pendek dan
lebih jarang ke arah apeks tanduk, dan beberapa lamina
kedapatan paralel ke sumbu panjang dari tanduk.
Tanduk
terutama terdiri dari tubul tanduk yang terentang dari dasar tanduk menuju ke
apeks tanduk, dengan hanya beberapa lamina di dalam tanduk itu, yaitu berkaitan
dengan lamina korium. Suatu bagian
tanduk yang mengandung lemak disebut epikaras menutupi
permukaan tanduk pada dasar dan terentang pada jarak yang bervariasi ke apeks
tanduk. Epikaras menyerupai periopel dari teracak.
Variasi
musiman dalam tingkat gizi dari ternak Nampak pula dalam bentuk bervariasinya
pertumbuhan tanduk, yang menghasilkan suatu seri cincin pada tanduk yang sering
dikenal dengan nama lingkaran tanduk.
Umur ternak dapat diperkirakan dengan menghitung berapa jumlah cincin tanduk
(lingkaran tanduk).
Dehorning
(pembuangan tanduk, dapat dilakukan dengan cara menghancurkan korium, ketika
baru ada tonjolan kecil, baik melalui pembedahan maupun penghancuran dengan
menggunakan besi pijar atau bahan-bahan yang bersifat kaustik. Ketika tanduk
mulai tumbuh keseluruhan korium harus dihilangkan bersama tanduk tersebut agar
dehorning berhasil dengan sempurna.
4) Ambing
Ambing (udder), merupakan istilah lain
dari kelenjar susu atau kelenjar mamae. Kelenjar mamae terletak di bawah kulit, merupakan modifikasi kelenjar sudoriferosa (kelenjar keringat). Ambing
merupakan kelenjar kulit yang diliputi oleh bulu atau rambut, kecuali pada
puting susu tidak ditumbuhi rambut Pada ternak sapi perah atau ternak
ruminansia pada umumnya terletak disebelah selangkangan, daerah inguinal.
Kelenjar tersebut berkembang disepanjang apa yang disebut garis susu, yaitu
berupa garis pada masing-masing sisi dinding abdominal yang paralel dengan
garis tengah.
Setiap bagian dilihat dari jaringan
kelenjarnya merupakan suatu kesatuan yang terpisah. Setengah bagian kanan dan
setengah bagian kiri, dipisahkan oleh suatu sulcus yang berjalan longitudinal
yang disebut sulcus intermamaria.
Masing-masing terdiri satu kuarter (seperempat bagian) cranial ambing (depan)
dan satu kuarter caudal ambing (belakang) dan masing-masing bagian tersebut
lebih kurang merupakan kesatuan sendiri-sendiri.
Puting susu sapi biasanya ada empat
buah, tapi kadang-kadang ada juga terdapat lebih dari empat puting susu,
kejadian ini disebut supernumeraryteats.
Puting susu ekstra ini biasanya terletak disebelah belakang. Sebaiknya puting yang berlebih itu dihilangkan sebelum
pedet mencapai umur satu tahun, hal ini untuk mencegah terjadinya mastitis.
Berat ambing tergantung umur, masa
laktasi, banyaknya air susu didalam ambing dan faktor genetis. Ambing kosong
pada sapi yang sedang laktasi mempunyai berat 6,5 – 75,3 kg dengan berat
rata-rata 22,7 kg. Kapasitas rata-rata 30 kg pada tekanan sedikit kurang dari 5
kg .
Berat dan kapasitas ambing mencapai
puncaknya pada waktu sapi berumur 6 tahun. Kenaikan kemampuan menampung cairan
berbeda pada tiap periode laktasi, namun yang tertinggi terdapat pada periode
laktasi pertama dan kedua. Pada bagian luar ambing terdapat jaringan ikat ligamentum suspensorium lateralis yang
bersifat fibrous dan kurang elastis. Kulit luar lebih bersifat sebagai
pelindung dari pada sebagai penyangga ambing.
b. MENILAI
SAPI PERAH
Menilai
sapi perah dilakukan dengan tujuan untuk memilih bibit yang ideal. Cara yang
umum dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan pada kondisi dan postur
tubuh sapi. Pengamatan yang dilakukan ini perlu landasi pengetahuan,
ketrampilan, dan rasa percaya diri pada
saat melakukan pemilihan. Dengan demikian kita dapat melakukan penilaian dengan
akurat dan dapat menentukan perbandingan antara kondisi sapi yang ideal dengan
kondisi sapi yang kita nilai. Berdasarkan hasil penilaian tersebut dapat
menentukan atau meramalkan prestasi produksi susu dan lemak susu, sekaligus
untuk menilai tingkat kemurnian bangsa sapi dan merupakan alat bantu
pelaksanaan program seleksi dalam rangka perbaikan mutu genetik. Penilaian yang
dimaksud meliputi beberapa aspek:
1)
Penampilan Umum Sapi Perah (General Appearance)
Merupakan imbangan dari bagian-bagian
tubuh ternak, dengan cara membandingkan bentuk-bentuk dari suatu bagian, letak
bagian tersebut dibandingakan dengan bentuk yang umum. Penampilan umum ini
memberikan gambaran tentang karakteristik bangsa serta sifat kebetinaannya. Seekor sapi perah
betina yang sedang berproduksi harus memperlihatkan penampilan secara umum yang serasi /
harmonis, diantaranya memiliki simetri, badan dan sistem mamae yang berimbang,
kapasitas perut yang besar, serta garis atas badan yang lurus dan panjang
sebagai gambaran kemampuan menyusui dalam jangka panjang serta sebagai gambaran prestasi produksi yang
tinggi. Bagian-bagian tubuh sapi yang
mendekati kondisi ideal dapat menunjang produksi yang akan dihasilkannya.
Kondisi bagian-bagian tubuh tersebut diantaranya:
a)
Kepala,
Umumnya kepala harus halus dan lebih menunjukkan karakteristik ternak perah
daripada ternak potong Kepala harus atraktif dengan lubang hidung yang besar.
Hal ini dapat menggambarkan tentang banyaknya pakan yang bisa dikonsumsi serta
udara yang bisa dihirup melalui nafasnya. Mata harus tajam dan tajam, telinga berukuran sedang serta
memperlihatkan sifat kebetinaan
b)
Bahu
(shoulder): Bahu harus kuat namun tidak kasar serta merata dengan tubuh. Sapi
dengan bahu yang tidak rata menandakan kurang kuat dalam menyangga bagian tubuh
depan sapi.
c)
Pundak
(withers): Pundak harus tajam melebihi bagian atas punggung. Hal ini menandakan
tidak adanya lemak dan sering kali diindikasikan sebagai penghasil susu yang
baik. Kulit harus tipis, lepas, dan lentur.
d)
Punggung: Punggung harus lurus dan kuat. Punggung yang
lemah menandakan lemahnya tubuh secara umum.
e)
Bokong
/ Rump dan pangkal paha (Thurl) : Bokong dan pangkal paha harus panjang
dan kuat untuk menahan tubuh dan ambing. Sapi harus memiliki tulang pinggul
(hips) dan tulang duduk (pin bones) untuk kapasitas yang lebih besar dan
kemudahan dalam beranak. Ekor harus ramping dan pangkal ekor harus berpadu
dengan rapi pada bokong.
f)
Kakii:
Kaki harus lurus, kuat, cukup lebar untuk menyangga ambing yang lebih besar,
serta memiliki sudut yang tepat untuk melangkah.

|
Gambar 3.
|
Bentuk
Ideal Sapi Perah Secara Umum
|
2)
Sifat Perah (Dairy Character)
Merupakan bentuk badan sapi perah yang
ideal yang menggambarkan kemampuan produksi susu yang tinggi, Gambaran tentang
sifat perah tersebut diantaranya
memiliki badan yang menyudut (anguler, dengan perdagingan yang tipis.
Hal ini memberikan gambaran kemampuan sapi perah untuk mengubah pakan menjadi
susu bukan menjadi lemak. Sapi perah
harus memiliki daging yang cukup, tidak terlalu kurus, tetapi juga tidak terlalu gemuk. Secara singkat sapi perah
memiliki ciri-ciri tubuh sebagai berikut:
a)
Tubuhnya luas ke belakang seperti baji atau gergaji
b)
Sistem dan bentuk perambingannya baik dan bentuk puting
simetris
c)
Efisiensi pakan yang dialihkan untuk produksi susu tinggi
d)
Sifatnya baik dan jinak
3)
Kapasitas Badan (Body Capacity)
Kapasitas
badan ini diantaranya berkaitan dengan
ukuran perut yang dalam, lebar dan panjang yang ditopang dengan kuat
oleh tulang rusuk yang tangguh dengan lingkar dada yang besar. Kapasitas badan
memberikan gambaran tentang kemampuannya
untuk menampung pakan yang dibutuhkan untuk memproduksi susu. Kapasitas badan
memberikan gambaran tentang kemampuan produksi susu yang tinggi. Mengacu pada kapasitas yang berhubungan dengan
kerangka tubuh. Sapi dengan body capacity yang bagus memiliki lingkar dada dan
lingkar perut yang luas. Saat menilai ternak ada tiga dimensi yang perlu
diperhatikan, yaitu panjang badan, lebar dada dan dalam dada.
4)
Sistem Mamae
Yang
dimaksud sistem mamae adalah sistem mamae yang besar, melekat dengan mantap
sehingga bisa bertahan lama ketika disusui. Ambingnya besar, lunak dan lentur
yang menunjukkan kelenjar susu aktif dan
jumlahnya banyak. Namun sebaiknya tidak mengandung jaringan yang non
produktif yang dapat membatasi ruang jaringan sekresi susu untuk memproduksi
susu. Jaringan tersebut dapat dikenali dengan melihat perubahan bentuk ambing
yang significant setelah pemerahan.
Ambing
belakang (rear udder) harus tinggi dan lebar. Kuartir depan harus seimbang
dengan kuartir belakang. Puting harus seragam ukurannya. Tepat melekat pada
ambing sehingga memudahkan pemerahan.